Fenomena menjadi content creator di Facebook terus meningkat, terutama di kalangan 'emak-emak' . Mereka sangat antusias untuk menjadi pencipta konten di platform besutan Mark Zukerlberg.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan akses internet yang semakin mudah, banyak 'emak-emak' yang melihat peluang ini untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kreativitas mereka melalui konten yang mereka buat di Facebook. Mereka menyadari bahwa platform ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengekspresikan diri, berinteraksi dengan orang lain, dan membangun komunitas.
Ilustrasi : FreePik |
Saat ini, terdapat beragam variasi video yang dapat ditemukan di halaman Facebook karena fenomena para 'emak-emak' (ibu-ibu) yang berlomba-lomba menjadi konten kreator. Mereka dengan antusias dan meningkatkan kreativitasnya dalam menghasilkan konten yang menarik dan menghibur.
Beragam mereka produksi konten di platform tersebut, ada berbagi pengalaman, tips, dan trik seputar kehidupan sehari-hari. Ada yang menciptakan video yang menggambarkan momen-momen lucu, menggemaskan, dan inspiratif dengan anak-anak mereka.
Selain itu, ada juga ibu-ibu yang menggunakan platform ini untuk berbagi tips dan trik seputar kehidupan sehari-hari, seperti cara mengatur waktu, mengelola keuangan, atau merawat anak-anak dengan efektif. Mereka menciptakan video yang informatif dan memberikan inspirasi bagi ibu-ibu lainnya.
Melalui fenomena 'emak-emak (ibu-ibu) jadi contect creator yang menghasilkan variasi video yang dapat ditemukan di halaman Facebook, para ibu ini telah berhasil menginspirasi dan menghibur banyak orang. Mereka telah membuktikan bahwa menjadi ibu tidak menghalangi seseorang untuk menjadi kreatif dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
Mengapa Fenomena Ini terjadi?
Saat ini, para ibu-ibu sudah mulai menunjukkan eksitensinya di dunia digital. Mereka tidak lagi hanya menjadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan rumah tangga, tetapi juga ingin memiliki kehidupan sosial yang aktif dan produktif di dunia maya. Para ibu-ibu ini tidak ingin ketinggalan dengan generasi milenial yang telah menguasai dunia digital.
Dalam upaya untuk menunjukkan keberadaan mereka, para ibu-ibu ini tidak hanya menggunakan Facebook sebagai tempat untuk bersosialisasi dengan teman-teman mereka, tetapi juga berlomba-lomba dalam memanfaatkan monetisasi aplikasi Facebook untuk mendapatkan penghasilan. Mereka menyadari potensi besar yang dimiliki oleh platform ini dan ingin memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menciptakan ekonomi baru bagi kalangan ibu-ibu.
Itulah alasan utama mengapa ibu-ibu tertarik untuk menjadi content creator di Facebook adalah karena dapat memberikan kesempatan untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Dengan memanfaatkan monetisasi pada aplikasi Facebook tentu memang Mereka akan dapat mencapinya.
Meskipun memang tidak semuanya alasan itu sama, Beberapa ibu mungkin ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka dengan orang lain, terutama dengan sesama 'emak-emak' lainnya.
Apa yang Membuat 'emak-emak' Tertarik untuk Menjadi Content Creators ?
Banyak 'emak-emak' yang tertarik untuk menjadi pembuat konten di Facebook karena banyaknya beredar video konten kreator yang menunjukkan kesuksesannya atas penghasilan tambahan dari platform tersebut.
Selain itu tentu ada beberapa faktor yang bisa mendorong 'emak-emak' tertarik menjadi contect creator di Facebook. Ada beberapa faktor yang membuat ibu-ibu tertarik untuk menjadi kreator:
Mengekspresikan diri : Menjadi Content Creator di Facebook, memberikan peluang kepada para ibu untuk mengungkapkan diri dan mengalirkan kreativitas mereka. Dimana "selama ini", mereka sering kali terikat dengan tanggung jawab rumah tangga dan merawat anak yang membatasi waktu mereka untuk mengejar hobi atau minat pribadi.
Jadi dengan adanya Fenomena "Emak Emak" menjadi Kreator Konten, maka Mereka dapat mengekspresikan minat dan bakat mereka melalui karya seni, musik, tulisan, atau konten digital lainnya.
Dengan munculya fenomena ini, maka emak-emak dapat menemukan outlet untuk dapat mengekspresikan diri, berbagi pengetahuan, dan menunjukkan bakat mereka kepada dunia. Hal ini dapat memberikan kepuasan pribadi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Fleksibilitas Waktu: Dengan Menjadi Creator Content, tentu emak-emak bisa mengatur waktu mereka lebih fleksibel dapat menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan menjadi Content Creator.
Penghasilan Tambahan: Menjadi kreator konten juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi emak-emak. Mereka dapat menjual karya seni mereka, menghasilkan uang dari konten digital mereka, atau bahkan menjadi influencer yang bekerja sama dengan merek-merek untuk promosi produk dan tentu dengan memonetisasi Akun Media Sosial Facebook-nya.
Ini memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus meninggalkan pekerjaan rumah tangga.
Fenomena ibu-ibu kreator konten ini sendiri yang paling banyak menciptakan konten berupa memasak, A Day In My Life, dan bahkan tutorial.
Jika dianalisis lebih mendalam, fenomena ibu-ibu menjadi pembuat konten dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang positif daripada digunakan untuk hal-hal negatif seperti menggosip online, saling mencela, dan sejenisnya. Maka dengan menjadi Ibu-ibu Content Creator dapat memanfaatkan monetisasi pada aplikasi Facebook untuk memperoleh penghasilan.
Peran "Emak-Emak Facebook" dalam Dunia Digital.
Meski emak-emak cenderung terlambat mengenal media sosial, dibandingkan dengan kaum milenial. Tak bisa di pungkiri bawa peran 'emak-emak' tentu semakin penting dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Mereka tidak hanya menjadi pengguna aktif teknologi digital, tetapi juga berperan sebagai penggerak dan pengelola dalam lingkungan digital.
Emak-emak juga dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan informasi dengan ibu-ibu lainnya. Mereka dapat bergabung dalam grup diskusi online, forum, atau komunitas ibu-ibu untuk saling bertukar informasi dan memberikan dukungan satu sama lain.
Melalui platform ini, Emak-emak dapat mendapatkan saran, tips, dan solusi untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mengasuh anak, mengatur rumah tangga, atau mengembangkan diri.
Tidak hanya sebagai pengguna, ibu-ibu juga dapat berperan sebagai penggerak dalam dunia digital. Mereka dapat menjadi penggiat di media sosial dengan menyebarkan informasi yang bermanfaat, mengedukasi, atau menginspirasi orang lain.
Ibu-ibu (emak-emak) juga dapat menjadi influencer atau content creator di platform digital, dengan menghasilkan konten yang relevan dan menarik untuk audiens mereka. Dalam peran ini, ibu-ibu dapat mempengaruhi dan membentuk opini publik, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, keluarga, dan perempuan.