Search Suggest

20+ Kejanggalan Kematian Brigadir Josua

Kejanggalan atas kematian Brigadir J sangat banyak, dimulai dari awal sampai saat ini. Berikut ini di rangkum seluruh kejanggalan tersebut .

 

Brigadir J semasa hidupnya (photo. Ist)

Kasus Tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J selalu menyimpan kejanggalan demi kejanggalan. 

Bagaimana tidak, semenjak menyeruak ke permukaan atas kasus kematian Brigadir J selalu menimbulkan spekulasi tersendiri bagi berbagai  pihak.

Insiden penembakan  Brigadir J  diketahui terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Berselang beberapa hari setelah kematian Josua, tepat pada 11 Juli 2022 pihak Polres Jakarta Selatan membuat pernyataan dalam jumpa pers melalui Mantan Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto yang menyatakan bahwa kematian Brigadir Yosua atau Josua akibat tejadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.

Setelah itu beragam spekulasi yang bermunculan di masyarakat Indonesia. Dimana terdapat beberapa kejanggalan demi kejanggalan yang terjadi atas meninggalnya Josua Hutabarat.

Bahkan Pihak Keluarga dan Pengacara juga mengungkapkan kejanggalan tersebut dimulai saat penerimaan Jenazah Brigadir J di kampung halaman nya, Jambi.

20+ Kejanggalan Kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J)

Untuk itu berikut kejanggalan yang banyak di temukan atas kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J yang di rangkum dari semua media online Indonesia. 

Sebelum masuk, saya mengucapkan terimakasih kepada media Online yang sudah menurunkan semua berita atas kejanggalan yang dialami oleh Almarhum Josua. Dan meskipun saya tidak ada ijin mengambilnya, tapi saya akan meberikan rujukan atau referensi nya di akhir tulisan.

Berikut kejanggalan atas kasus Kematian Brigadir J.

  • Jeda waktu Pengungkapan Kejadian.

Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat meninggal di Rumah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo pada tanggal 8 Juli 2022. Namun Pihak Polisi baru melakukan konferensi pers setelah beberapa hari kemudian yaitu pada tanggal 11 Juli 2022.

Artinya ada jeda waktu 3 hari semenjak Josua meninggal dunia. Padahal biasanya, pihak Polisi sangat gercep (gerak cepat) dalam melakukan tindakan konferensi pers jika ada satu kejadian, apalagi ini menyangkut anggotanya sendiri.

  • Sempat di halang-halangi membuka Peti Jenazah

Saat Jenazah Brigadir J di terbangkan dari Jakarta ke Kampung halaman nya, tepat pada tanggal 9 Juli 2022. Pihak atau salah satu Oknum Kepolisian sempat melarang untuk membuka Peti Jenazah.

Beruntung karena mediasi yang alot kurang lebih 30 menit, pihak kepolisian pun mengijinkan untuk membuka peti Jenazah Brigadir J. Dengan catatan tidak bisa membuka seutuhnya.

  • Terdapat Luka Sayatan dalam Tubuh Brigadir J.

Dikutip dari Pemberitaan Kompas dimana menurut pihak keluarga, terdapat sejumlah luka sayatan di jenazah yang diduga dari senjata tajam. Bibi dari Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengungkapkan, luka tembakan di tubuh Brigadir J terlihat lebih dari satu.

Luka tembak tersebut di antaranya di dada, tangan, dan leher. Bahkan, 2 ruas jari korban dilaporkan putus. Brigadir J juga mengalami cedera senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.

  • Kronologi kejadian yang berubah-ubah.

Masih dalam pemberitaan Kompas, dimana semula pihak Kepolisian mengungkapkan pada Senin Siang Dan Malam harinya (11/7/2022).

Saat siang harinya pernyataan dari pihak Polri melalui Ramadhan mengatakan bahwa Brigadir J masuk ke rumah salah satu pejabat Mabes Polri di perumahan dinas kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Kemudian, salah seorang anggota polisi yang sedang menjaga rumah dinas tersebut, yakni Bharada E menegur Brigadir J. Kemudian, Brigadir J mengacungkan senjata dan melakukan penembakan. Hal itu membuat Bharada E menghindar dan membalas tembakan itu.

Tapi di malam harinya pada hari yang sama pernyataan itupun berubah bak disambar petir. Ramadhan mengatakan, Brigadir J melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Irjen Ferdy Sambo di dalam kamar.

  • Tidak adanya olah TKP secara terbuka dan tidak ada pula pemasangan Police line setelah peristiwa berdarah itu. Seperti dalam tayangan Kompas TV melalui Program Aiman Kompas TV. Dimana beliau menyebutkan dalam laporan nya bahwa kejanggalan atas pemasangan police line yang terbilang terlambat, bahkan setelah kasus itu menyeruak ke publik baru ada pemasangan garis polisi 
  • Sempat tidak ada acara pemakaman dari Kepolisian dengan berbagi alasan, namun setelah di Autopsi ulang, maka pemakaman pun jadi secara kedinasan. Padahal pihak keluarga sudah mengajukan bahwa pemakaman dilakukan secara kedinasan namun itu di sanggupi sampai pemakaman pertama di lakukan secara Adat Keluarga Batak saja. 
  • CCTV Rusak.

Dalam pernyataan yang dilakukan Polri bahwa CCTV dalam rumah Ferdy Sambo rusak sejak dua minggu yang lalu. Karena sambaran Petir.

  • HP dan Barang Bukti Lainnya tidak muncul kepermukaan

Menurut keluarga Almarhum Brigadir J. Bahwa Almarhum dahulu memiliki 3 buah HP namun tidak muncul dan tidak di ketahui keberadaannya sampai saat ini. Demikian juga melalui pengacara Keluarga Brigadir Josua, Khamaruddin Simanjuntak mempertanyakan soal pakaian dan barang-barang yang di kenakan Josua saat insiden yang menewaskannya.

  • Luka Tembakan terlalu banyak.

Hal ini tentunya siapa saja pasti mempertanyakan. Karena luka dalam tubuh Brigadir J terdapat banyak lubang peluru. Ini sebenarnya perlakuan ibarat sedang melumpuhkan musuh atau teroris yang punya kekuatan besar.

Hal ini juga sangat di pertanyakan dari pihak keluarga "Kalau memang adik saya melakukan hal tersebut kenapa ditembak sebanyak itu. Itu nggak masuk logika, melakukan tembakan pertama nggak kena sasaran, kalau memang dia melakukan pelecehan kenapa tembakan seperti itu, seperti pembunuhan secara brutal," pungkas keluarga.

  • Fredy Sambo disebutkan di awal Test PCR di luar Rumah namun Enggan menyebutkan dimana Lokasi Test PCR tersebut.

Akan tetapi setelah di lalukan penyelidikan lebih dalam oleh Komnas HAM, ternyata mereka test PCR di rumah dinas Ferdy Sambo secara bersamaan.

  • Bharada E sempat disebut penembak Jitu, namun belakangan setelah di lakukan penelusuran oleh  Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melalui Edwin Partogi (Wakil Ketua LPSK) mengungkapkan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E ternyata bukan penembak jitu atau tak jago tembak.

Padahal sebelumya  ada klaim bahwa Bharada E merupakan seorang penembak jitu. 

"Dalam penelusuran kami, Bharada E bukan jago tembak," kata Edwin, Kamis (4/8/2022).

Bharada E kata Edwin, bahkan baru mendapatkan pistol pada November 2021. Sementara, latihan menembak terakhirnya pada Maret 2022.

"Dia baru dapat pistol bulan November tahun lalu, menurut keterangannya itu dari Propam. Dan latihan menembak Maret 2022," ujar dia.

  • Bukan Ajudan Pribadi (ADJ), padahal sebelumnya tersiar kabar bahwa Bharada E adalah seorang Ajudan Fredy Sambo. Namun setelah dilakukan penelusuran oleh LPSK , ternyata Bharada E hanya seorang Supir 

"Beberapa hal yang mungkin harus diketahui Bharada E ini bukan sniper, bukan ajudan (ADC), Bharada E ini adalah sopir," kata Edwin Wakil Ketua LPSK.

  • Menandatangani Surat Autopsi tanpa dilihat oleh adiknya terhadap jenazah Jhosua. Bripda LL adik almarhum Brigadir J  itu disuruh menandatangani sepucuk surat tanpa melihat jenazah Brigadir J. Hal ini semakin menambah pertanyaan beberapa pihak.
  • CCTV pun di sabotase oleh Oknum Anggota Polisi. Hal ini sudah di kantongi oleh Kapolri siapa yang sudah mengambil CCTV di sekitar perumahan Fredy Sambo.
  • Jarak Tembak Berubah Ubah.

Semula di sebutkan bahwa jarak tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Berjarak 10 meter, namun setelah itu muncul lagi penyataan bahwa atas penyelidikan yang di lakukan beberapa pihak ternyata jarak tembak tidak terlalu jauh.

Padahal pernyataan sebelumnya dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa jarak tembak Bharada E ke Brigadir J sejauh 10 meter.

  • Kesaksian Bharada E Berubah Ubah.

Hal ini membuat mantan pengacaranya yaitu Andreas Nahot Silitonga mengajukan pengunduran diri untuk membela klien nya. Karena ada inkonsisten dalam pernyataan.

  • Bharada E Mengajukan Justice Collaborator.

Melalui Kuasa Hukum yang baru, menyebutkan bahwa Bharada E akan mengajukan sebagai Justice Collaborator dimana disinyalir bahwa bukan dia pelaku tunggal. Apalagi menyangkut pasal yang di sangkakan kepada Bharada E adalah pasal dimana

  • Sebanyak 25 Polisi Diduga Hambat Penyidikan

25 personel polisi sudah diperiksa dalam pengusutan kasus tewasnya Brigadir J. Sebanyak 25 personel polisi itu diperiksa atas dugaan ketidakprofesionalan dalam penanganan tempat kejadian perkara (TKP).

  • Narasi yang di bangun soal Pelecehan

Setelah menyeruak tentang kematian Brigadir J. Pihak dari Kepolisian membangun Narasi dimana ada pelecehan seksual kepada istri Fredy Sambo. Padahal samapi saat ini juga belum bisa di pastikan pelecehan seksual seperti apa yang di lakukan.

  • Saling tembak menembak,padahal setelah saat ini ada narasi yang berubah dimana dinyatakan bahwa Brigadir J ternyata di habisi dengan tembakan. Hal ini di perkuat dengan adanya pernyataan tersangka Eliazer dan di ungkapkan oleh Pihak Kuasa Hukum melalui wawancara sejumlah media.
  • Bharada E mengakui menembak, namun tidak dengan sendirinya. Artinya beliau membunuh Josua bukan sendiri. Hal ini juga telah di ungkapkan oleh Kuasa Hukumnya. Padahal diawal disebutkan bahwa tewasnya Josua karena tembak menembak antara mereka berdua.
  • Menurut Kuasa hukum anyar Bharada E, Deolipa Yumara, bukan tanpa sebab kliennya itu membuat pengakuan bohong selama pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang bertugas. Melainkan karena ada tekanan dari luar yang mengharuskan Bharada E untuk mengikuti skenario yang telah dibuat oleh atasan.
  • Istri Fredy Sambo belum juga di periksa sampai saat ini. Dengan alasan terkait psikologis yang di hadapinya. Ini juga jadi pertanyaan besar bagi sejumlah pihak, dan tentunya beragam spekulasi liar yang timbul
  • Bharada E semula dinyatakan menghabisi dengan pistolnya setelah Josua menambak lebih dulu, namun kini melalui pengacara barunya, Brigadir Josua tidak melakukan seperti yang di kumandangkan oleh pihak kepolisian di awal, melainkan ditembaki, bahkan dalam laporan Tempo investigasi menyebutkan Bharada E Turun dari lantai dua setelah mendengar ada keributan di lantai 1.

  • Dalam siaran Kompas TV yang di wawancarai Aiman, pengacara mengisyaratkan bahwa Bharada E tidak melakukan sendiri untuk "membunuh" Brigadir Josua. Namun, dia (Eliezer) memang menembak Josua dalam keadaan hidup. Padahal sebelumnya dikatakan dalam narasi Kepolisian bahwa Brigadir J lebih dahulu melepaskan tembakan ke Bharada E dan beliau melakukan perlindungan diri dengan melepaskan tembakan pembalasan. (Sumber Kompas TV)
  • Bharada E kini sudah berani mengungkapkannya melalui pengacara barunya dengan menuangkan beberapa "pelaku" pembunuhan kepada Brigadir Josua Hutabarat. Terlebih lagi ada tambahan penahanan yang di lakukan kepolisian kepada Ajudan Pribadi Ferdy Sambo.

Itulah beberapa kejanggalan atas kematian Brigadir Nofriasyah Josua Hutabarat. Selain itu masih banyak kejanggalan lainnya, yang belum di rangkum. Dan semua rangkuman itu telah di ambil dari media Indonesia.

Dan sampai saat ini masih dalam tahap penyelidikan atas janggalnya kematian Josua, dan tentunya kita sebagai masyarakat mendoakan supaya polisi melakukan secara terang benderang, hingga tidak ada yang tertutupi sekecil apapun.

Doa kami masyarakat Indonesia semoga Tuhan menempatkan Brigadir Josua di sisi Kanan yang Maha Kuasa. 

Tenanglah Engkau Brigadir Josua disana, engkau tidak lagi merasakan kekejaman dalam Dunia ini. Engkau tidak lagi merasakan bahwa biadabnya orang-orang yang melakukan pembunuhan terhadap mu.

Aku tidak mengenal mu secara langsung, tapi aku, kami seluruh masyarakat Indonesia bersedih atas kepergiaan mu. 

Sumber referensi Media : Detik, Kompas, TvOne, Kompas TV, Metro Tv, Tempo, Kumparan, Viva, Okezone, Sindonews, CNN Indonesia.

Sumber 

Referensi : 1 detik.com

Referensi : 2 Detik.com 

Referensi : 3 Detik.com

Referensi : 4 Kompas

Referensi : 5 CNN

Referensi : 6 Merdeka.com

Referensi : 7 Kumparan

  • Autopsi Ulang Brigadir J, Tim Polri Berangkat ke Jambi hari ini.
  • Tempo.co



Baca Juga :
Penulis amatir! Menulis berkaitan dengan SEO, Tekno dan Tips Blogging. Oh ya..Pribadi yang tidak lupa makan tiga kali sehari.😛😛

Posting Komentar